Selasa, 21 Februari 2017

Cerita Perpus

Cerita dari Perpustakaan USD
Oleh: Heribertus Damar Wiyono / Fakultas Psikologi Prodi Psikologi

Sejauh ini perpustakaan dengan koleksi paling lengkap ya hanya Perpustakaan USD. Tak perlu dibanding-bandingkan lagi novelnya, super banyak dan up to date. Jadi sebelumnya saya ucapkan terimakasih kepada Perpustakaan USD yang telah menyediakan koleksi khususnya novel dengan amat memadahi.
Cerita ini tentang Perpustakaan USD, tentang novelnya. Novelnya bercerita tentang manusia dan kehidupannya. Jadi, cerita tentang Perpustakaan USD juga adalah cerita tentang kehidupan manusia itu sendiri. Katakanlah 90% kehidupan manusia terekam dalam berbagai macam buku khususnya novel. Begitu tinggi prosentase tersebut karena novel mampu mencakup cerita-cerita masa lalu yang dalam realita masa kini sudah tak ada lagi. Dengan demikian novel dapat bermanfaat untuk menambah pengalaman hidup dan kebijaksanaan. Tapi, ada tapinya: sensasi kebijaksanaan tersebut memang berbeda bila manusia bertemu langsung dengan sesamanya melalui media yang disebut pengalaman langsung. Maka inilah cerita saya, beberapa pengalaman saya bertemu manusia-manusia unik dalam Perpustakaan USD.
1. Manusia indah dari celah-celah rak buku
Sembari membaca buku, mata kadang melihat ke sana sini. Ini memang diperlukan untuk mengistirahatkan mata agar tidak lelah terlebih kalau buku yang dibaca sangat banyak. Membaca novel misalnya memang bisa berjam-jam maka seringkali mata harus diistirahatkan dengan cara melihat ke arah-arah yang cukup jauh.
Pengistirahatan mata kadang justru menangkap pemandangan manusia-manusia indah yang sedang membaca buku atau mencari buku tertentu di rak baik itu rak koleksi sirkulasi maupun dari rak koleksi cadangan. Manusia-manusia itu membuat mata kembali segar begitu pula dengan pikiran. Kadang mereka membawa inspirasi yang melahirkan puisi. Ini dulu. Dulu sekali. Entah kenapa gairah macam itu sekarang tak timbul lagi.
Perpustakaan menjadi saksi perubahan diri yang terombang-ambing dengan wacana beraneka ragam. Entah mengapa, pembacaan buku terutama novel, makin banyak menyebabkan pikiran makin sumeleh dan tenang. Kondisi ini lebih menyerupai hilangnya nafsu menggebu yang harapannya digantikan oleh kejernihan batin dan ruh.
Inilah cerita tentang buku dan perubahan perilaku. Buku membawa dampak tak sadar untuk mengubah jalan hidup seseorang. Intinya jadi makin unik, atau aneh?

2. Menemukan teman se-ideologi
Saya membaca buku apa dan teman membaca buku apa, ternyata kegemaran kami sama maka pertemanan kami jadi makin erat. Kalau sudah bicara ideologi maka pertemananpun makin menyempit. Sedikit sekali yang memiliki paham dan keyakinan filosofis yang sama. Ternyata lebih sedikit lagi yang menghidupi paham itu secara radikal artinya benar-benar berani melawan arus dunia untuk mencoba ketidakpastian dan anti kemapanan. Itulah sedikit tentang Paulo Coelho dan masyarakat alternatif.
Melalui novel-novelnya Paulo Coelho membuat saya mengerti tentang apa itu jalan hidup yang selama ini saya cari ke sana ke mari. Itulah legenda pribadi, jalan hidup seturut kehendak Tuhan yaitu alasan Tuhan menciptakan seorang manusia di dunia. Sepertinya sederhana namun tak semudah berbagai buku ekonomi yang gagal menjelaskan apa artinya uang untuk hidup. Maksudnya saya juga belum yakin-yakin betul apakah sudah tercelikkan.

3. Reuni teman lama
Perpustakaan USD membuat dua anak manusia kembali berkumpul setelah sekian lama terpisah. Awalnya dia menyapa dan celakanya saya lupa siapa namanya. Setelah reuni singkat itupun saya masih belum ingat betul siapa dia. Bahkan sampai sekarang, siapakah dia? Yang pasti itu teman lama, mungkin teman SMP dulu. Kalau teman SD atau SMA saya pasti ingat.
Biasa, cerita kami tentang rencana masa depan. Buku di depan saya membuatnya menaruh curiga pada apa minat saya sesungguhnya. Ekonomi. Masa depan adalah tentang ekonomi. Saya sangat bahagia akhirnya ada teman yang mengerti akar rumput dan kenyataan hidup. Saya bahagia sekali ada teman yang mampu berpikir realistis, lepas dari buaian mimpi-mimpi anak SMA. Bahwa hari-hari depan adalah tentang sedikit uang untuk bertahan hidup satu hari, menabung sedikit-sedikit untuk hari tua yang belum pasti. Masa depan bukanlah tentang manfaat ijasah, bukan tentang mencari pekerjaan dengan gaji tinggi, bukan tentang jabatan, tapi tentang kapital ekonomi sebagai MODAL.
Itulah sedikit cerita dari Perpustakaan USD. Semoga bisa menambah bikin sesuatu apa dalam hati pembaca. Semoga pengunjung dan penggemar buku makin banyak juga. Akhir kata saya ucapkan terima kasih dan selamat membaca. Kutipan amsal ini semoga menginspirasi, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.” (Amsal 3: 5)